Investasi adalah satu hal yang ikut mengalami perkembangan di tengah perubahan dan kemajuan zaman yang sedang terjadi. Mungkin, di sekitar tahun 90 hingga pertengahan tahun 2000, tren investasi hanya identik untuk kalangan para orangtua saja. Tetapi, saat ini di zaman yang sudah modern, kata investasi tidak hanya melekat pada kalangan orangtua lagi, tren investasi kini sudah banyak digandrungi oleh para kalangan muda hingga remaja. Tren investasi yang semakin banyak dikenal oleh para generasi muda tidak terlepas dari era digitalisasi di zaman sekarang. Para generasi muda dapat mencari dan menerima informasi mengenai investasi dengan sangat mudah hanya melalui smartphone. Selain itu, pendaftaran menjadi investor pada suatu instrumen investasi saat ini pun dapat dilakukan juga hanya dengan mengandalkan smartphone. Penggunaan teknologi yang masuk ke dunia investasi seperti ini yang menjadi alasan, bahwa tren investasi kini menjadi populer.
Dan beberapa instrumen investasi yang populer di Indonesia saat ini adalah, seperti obligasi, pasar uang, dan saham. Jika saat ini kamu belum mengetahui perbedaan di antara ketiga instrumen investasi tersebut, di artikel ini kita akan membahas mengenai perbedaan di antara ketiganya serta kita juga akan membahas mengenai instrumen investasi mana yang cocok untuk dijadikan sebagai investasi jangka panjang, menengah, hingga jangka pendek.
Apa Itu Obligasi, Pasar Uang, dan Saham?
Sebelum membahas mengenai perbedaan dan saran jangka waktu investasi yang sesuai di antara ketiga instrumen tersebut, ada baiknya untuk membahas sedikit mengenai penjelasan dari obligasi, pasar uang, serta saham.
Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan atau pemerintah dengan jangka waktu tertentu. Jadi, singkatnya adalah, pihak yang menerbitkan obligasi bisa disebut sebagai debitur, dan pihak yang memberikan pinjaman atau pemegang obligasi bisa disebut sebagai kreditur.
Pasar Uang
Pasar uang merupakan aktivitas jual beli surat berharga yang dilakukan untuk memenuhi demand dan supply dana jangka pendek. Jadi secara garis besar, pasar uang adalah wadah yang bertujuan untuk menghubungkan pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang kelebihan dana.
Saham
Saham adalah surat yang menjadi bukti kepemilikan seseorang terhadap nilai sebuah perusahaan karena telah ikut menanam modal di perusahaan tersebut. Bukti surat kepemilikan saham sendiri saat ini pun sudah dalam bentuk digital, berbeda dengan zaman dulu yang masih menggunakan bukti fisik.
Sebelum melanjutkan ke perbedaan, biasanya seorang investor profesional ketika ingin membeli investasi di antara ketiga instrumen tersebut, setiap investor masih harus menerapkan trading system yang mereka miliki. Trading system tidak hanya digunakan untuk aktivitas trading. Trading system sendiri meliputi beberapa komponen atau tools yang kemudian dikombinasikan untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Beberapa tools seperti data instrumen investasi, tren harga, money management, hingga peralatan komunikasi seperti IQ/MAX Touch yang merupakan perangkat komunikasi dari IPC Systems Inc. dan disediakan oleh MST.
Dan sekedar informasi, bahwa MST sudah dipercaya oleh berbagai lembaga keuangan, seperti bank, perusahaan sekuritas, pialang, serta lembaga keuangan non-bank lainnya dalam hal sistem komunikasi trading. IQ/MAX Touch adalah perangkat komunikasi dengan performa high-speed voice technology, sehingga pengguna atau investor dapat merealisasikan keuntungan dengan cepat, serta juga dapat membatasi kerugian dengan cepat. Saat ini, di Indonesia sendiri MST telah menyediakan layanan dukungan ke lebih dari 85 situs di seluruh wilayah Indonesia, dan lebih dari 1284 turret sudah digunakan oleh berbagai ruang transaksi dan lantai perdagangan.
Perbedaan Obligasi dengan Pasar Uang
Obligasi dan pasar uang sebenarnya tidak jauh berbeda, dimana inti dari kedua instrumen investasi tersebut yaitu surat utang maupun surat berharga yang diperjualbelikan oleh pihak yang memerlukan dana dan kemudian surat tersebut akan dibeli oleh pihak yang memiliki dana lebih. Yang menjadi perbedaan utama di antara keduanya ada di jangka waktunya. Pasar uang cenderung memiliki jangka waktu yang lebih pendek dibanding dengan obligasi, yaitu waktu jatuh tempo yang kurang dari 1 tahun. Berbeda dengan obligasi, yang biasanya memiliki jangka waktu sekitar 1 sampai 5 tahun.
Perbedaan Obligasi dengan Saham
Jika dilihat dari pengertiannya, maka obligasi dan saham memiliki perbedaan yang cukup jauh. Obligasi merupakan surat utang yang dijual belikan. Sementara itu, saham merupakan surat yang menjadi bukti kepemilikan nilai perusahaan. Jadi, jika dilihat berdasarkan fungsinya, maka seseorang yang membeli obligasi, menjadikan dirinya sebagai pemberi pinjaman. Sedangkan, seseorang yang membeli saham sebuah perusahaan, mengartikan bahwa dirinya memiliki sebagian nilai perusahaan.
Sehingga, dapat disimpulkan yang menjadi perbedaan utama terdapat di surat masing-masing instrumen investasi, bahwa surat obligasi memiliki arti sebagai bukti piutang, dan surat saham memiliki arti sebagai bukti kepemilikan sah dari sebagian nilai perusahaan.
Perbedaan Pasar uang Dengan Saham
Pasar uang dan saham memiliki beberapa perbedaan utama, seperti dari risiko dan jangka waktu. Dimulai dari risiko, risiko yang dimiliki pasar uang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan saham. Di pasar uang, pergerakan harga cenderung lebih stabil. Sedangkan saham memiliki pergerakan harga yang fluktuatif, karena di saham cenderung lebih sensitif terhadap isu-isu ekonomi hingga isu dunia.
Kemudian, seperti yang sudah disinggung di atas bahwa pasar uang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun. Sedangkan pada saham lebih fleksibel. Seseorang yang memiliki saham bisa menyimpannya dalam jangka waktu tahunan, bulanan, bahkan hingga hitungan hari, hal ini tergantung sesuai dengan keinginan investor.
Lantas, instrumen investasi mana yang cocok untuk dijadikan investasi jangka panjang, menengah, dan jangka pendek?
Kesimpulan
Setelah kita membahas mengenai perbedaan utama di antara ketiga instrumen tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa saham memiliki potensi untuk diinvestasikan jangka panjang, obligasi cocok untuk investasi jangka menengah, dan pasar uang cenderung lebih ke investasi jangka pendek.
Hal ini didasari karena saham memiliki pergerakan yang fluktuatif, jadi untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi dibutuhkan proses waktu yang cukup lama. Untuk obligasi karena umumnya, jangka waktu yang dimiliki obligasi sekitar 1 sampai 5 tahun. Dan pasar uang cenderung investasi jangka pendek karena memiliki jatuh tempo di bawah 1 tahun.
Semoga artikel ini dapat membantu Anda dalam menentukan instrumen pasar keuangan yang sesuai dengan profil risiko Anda.